Sabtu, 20 Februari 2016

PERMASALAHAN LINGKUNGAN SEKOLAH



PERMASALAHAN LINGKUNGAN SEKOLAH


1 Sampah
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, atau perkantoran. Sampah sendiri memiliki arti sisa hasil kegiatan manusia. Secara umum sampah di SMAN 1 Tanjunganom dapat dipisahkan menjadi :
  1. Sampah organik atau mudah busuk.
Sampah ini berasal dari sisa makanan, sampah kebun (rumput, daun, dan ranting).
  1. Sampah anorganik / tidak mudah busuk.
Sampah ini dapat berupa kertas, plastik, kayu, logam.
Ada juga limbah lain yang dihasilkan di SMAN 1 Tanjunganom yang berupa  limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun ). Limbah ini berupa oli mesin, sisa plat, timah, peroksida, kabel, tinta spidol, bahan kimia.
Pengolahan sampah di SMAN 1 Tanjunganom adalah sebagai berikut.
  1. Pemilahan yaitu memisahkan menjadi dua wadah dengan warna yang berbeda. Warna hijau untuk sampah organik, dan warna kuning untuk sampah anorganik.
  2. Pengolahan dengan menerapkan konsep 3 R, yaitu :
  3. Reuse (menggunakan kembali) : menggunakan sampah-sampah
tertentu yang masih memugkinkan untuk dipakai.
  1. Reduce (mengurangi) : berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah.
  2. Recycle (mendaur ulang) : menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang lebih berguna.
  3. Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah dikumpulkan ke tempat penampungan sementara selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke TPA.
Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa dilibatkan secara aktif.
Namun pada kenyataannya, masyarakat di sekitar sekolah masih banyak yang kurang peduli terhadap sampah. Pembuangan sampah sebagian besar tidak diurus dengan baik.  Beberapa masyarakat di sekitar badan sungai membuang sampah langsung ke sungai, membakar sampah yang sudah menumpuk di sekitar halaman rumah. Kondisi inilah yang akan mengakibatkan masalah besar, karena penumpukan atau membuang sampah sembarangan di kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga dengan pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air sungai, tersumbatnya saluran air dan banjir.



2 Pencemaran Udara
Depan SMAN 1 Tanjunganom merupakan jalan raya yang setiap harinya dilalui oleh kendaraan bermotor. Jumlah kendaraan bermotor ini dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi manusia yang semakin tinggi sehingga menyebabkan aktivitas ekonomi juga meningkat. Asap hasil gas buang dari kendaraan bermotor inilah yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Selain polusi udara, suara dari mesin kendaraan bermotor dari dari klakson juga menjadi pemicu terjadinya pencemaran suara. Dampak yang timbul karena kebisingan dapat mengganggu kenyamanan, kurang konsentrasi dalam proses belajar mengajar.

3  Pencemaran Air Sungai
Di depan SMAN 1 Tanjunganom terdapat aliran sungai. Aliran sungai tersebut digunakan sebagai irigasi. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan air sungai tersebut telah mengalami pencemaran.
Air dikatakan tercemar bilamana terjadi perubahan komposisi/kondisi yang diakibatkan oleh adanya kegiatan atau hasil kegiatan manusia sehingga secara langsung maupun tidak langsung menurunkan kualitas air sehingga tidak dapat digunakan sesuai peruntukkannya.
Pencemaran air sungai disepanjang Desa Tanjunganom tersebut disebabkan olah banyaknya limbah yang masuk ke sungai yang berasal dari pemukiman atau rumah tangga yang dibuang langsung atau adanya saluran-saluran buangan limbah yang menuju ke badan sungai. Limbah dari pemukiman tersebut antara lain, sampah organik seperti sisa makanan dan daun-daunan, sampah anorganik seperti plastik, kertas, kain, kayu, logam, dan lain-lain.
Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan salah satu limbah dari pemukiman penduduk yang dialirkan langsung ke sungai.

4 Bahan Tambahan Makanan Di Kantin Sekolah
Kantin sekolah  tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa, tetapi dapat dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya. Oleh karena itu pengelola kantin hendaknya bertanggung jawab atas makanan yang bergizi dan menarik, serta menjamin selera pembeli, utamanya adalah siswa sekolah.
Kantin di SMAN 1 Tanjunganom  memang berusaha menyediakan makanan yang sederhana, sehat, dan tidak berkemasan plastik. Untuk mengetahui kesehatan jajanan dikantin perlu dilakukan pemantauan perasa, pemanas, pengawet). Kantin SMAN 1 Tanjunganom bekerjasama dengan Puskesmas setempat dalam menganalisa makanan yang sehat. Melalui siswa/kader lingkungan dibentuk satuan pengawas tata laksana kantin dengan bimbingan guru pembina. Tentu saja tim ini harus mendapatkan pembekalan sebelum melaksanakan tugasnya.
Namun demikian, bukan hanya kantin sekolah yang menjajakan makanan bagi siswa tetapi juga pedagang lain yang berada diluar halaman sekolah. Mereka biasanya menjajakan dagangannya pada saat pulang sekolah. Hal inilah yang membuat sekolah kesulitan dalam memantau makanan sehat bagi siswa, dikhawatirkan makanan yang dijual mengandung 5P (pewarna, pengenyal, perasa, pemanis, pengawet) yang tidak diijinkan oleh Departemen Kesehatan. Beberapa pedagang masih menggunakan kemasan plastik karena kemasan plastik dianggap paling murah, mudah didapat, memberikan hasil kemasan yang menarik, tidak mudah pecah dan rusak, padahal  tidak semua plastik aman untuk dipakai sebagai pengemas dan penyajian makanan. Plastik kemasan makanan tidak boleh mengandung bahan beracun berbahaya dan pedagang biasanya mencari jenis plastik dengan harga yang lebih murah, asalkan dapat digunakan sesuai dengan jenis makanan yang dikemas. Mereka tidak sadar bahwa sebagian besar plastik yang mereka pilih dibuat dari daur ulang yang tidak jelas darimana asalnya.

5 Perubahan Iklim
Wilayah Kabupaten nGANJUK khususnya dan Indonesia pada umumya kini mengalami perubahan iklim. Bagaimana tidak, jika dulu kita dengan mudah menentukan kapan datangnya musim hujan atau kemarau, saat ini pergantian iklim tersebut sangat sulit diprediksi.
Terkadang dalam setahun masyarakat Indonesia mengalami musim kemarau yang berkepanjangan. Ketika musim kemarau berkepanjangan melanda, masyarakat akan mengami kekurangan air bersih karena banyaknya sungai kering. Di samping itu, daerah-daerah yang masih cukup lebat hutannya juga terjadi kebakaran. Tetapi tidak jarang justru musim hujan yang kelewat panjang sehingga banjir dan badai melanda sehingga membawa kerugian, baik material maupun korban jiwa.
Di daerah kita perubahan iklim merupakan ancaman yang serius. Krisis pangan karena kekeringan, rusaknya infrastruktur karena banjir, pulau-pulau tenggelam dan rusaknya daerah pesisir karena peningkatan permukaan laut merupakan dampak akibat perubahan iklim.

PEMBUATAN KOMPOSTER DAN BIOSTARTER


PEMBUATAN KOMPOSTER DAN BIOSTARTER



 

Membuat Komposter

Komposter adalah alat untuk pembuatan kompos. Alat ini sangat sederhana dan dapat dibuat sendiri. Bagian-bagian komposter meliputi:
1. Wadah/bak.ember guna menampung sampah
2. Kran untuk mengalirkan lindi
3. Saringan untuk memisahkan sampah dan lindi dalam proses pengomposan.
4. Pipa udara untuk memasukkan udara yang dibutuhkan dalam proses pengomposan.



Membuat Biostarter
Biostarter adalah cairan yang berisi mikroba pengurai sampah menjadi kompos. Selain dapat dibeli, biostarter juga dapat dibuat sendiri dengan cara yang mudah dan murah. Bahan dasarnya adalah irisan pisang atau kulit pisang (2 genggam), irisan nanas atau kulit nanas (2 genggam), irisan bawang merah (5 siung), irisan tempe (2 genggam), dan gula pasir.
1. Bahan diiris dan dipisahkan masing-masing.
2. Buat 4 gelas larutan gula, masing-masing 1 gelas air dicampur dengan 1 sendok the peres gula pasir. Air yang digunakan adalah air dari sumur (bukan PAM), yang telah direbus dan didinginkan.
3. Masukan gula dalam 4 botol.
- Botol pertama diisi irisan kulit pisang/pisang
- Botol kedua diisi irisan nanas/kulit nanas
- Botol ketiga diisi irisan bawang merah
- Botol keempat diisi irisan tempe
4. Botol ditutup jangan terlalu rapat, agar udara tetap masuk ke botol.
5. Letakkan botol di tempat teduh tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung.
6. Diamkan selama 2 hari (2x24 jam)
7. Pisahkan antara air dan ampas dengan cara disaring
8. Air dari saringan keempat botol tersebut dicampur menjadi satu dan dimasukkan ke dalam botol kemudian disimpan di tempat teduh (tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung). Botol ditutup.
9. Cairan ini berfungsi sebagai starter, dan dapat disimpan sampai waktu sekitar 3 bulan.
10. Cara penggunaan: biostarter dicampur dengan air sumur dengan perbandingan 1 bagian biostarter dicampur dengan 10 bagian air.
11. Biostarter siap digunakan dengan cara menyemprotkan dengan sprayer.


Problem dan Solusinya
- Kompos bau(busuk) dan banyak lalat.
Hal ini disebabkan kompos terlalu basah atau tidak cukup udara. Untuk mengatasinya tambahkan 2 atau 3 genggam penuh kapur. Aduk kompos agar mendapatkan udara.
- Kompos menjadi sarang tikus, kecoa, semut, dan belatung.
Untuk mengatasi masalah ini, tampahkan kapur dan aduk sampah untuk mengusir semut dan kecoa, kemudian tutup komposter. Jangan membuang susu, tulang, daging, dan makanan hasil laut terlalu banyak ke dalam komposter. Bisa juga dengan mengoleskan detergen pada bibir komposter.

GLOBAL WARMING



GLOBAL WARMING



 
    Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °
C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek
IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola
presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Beberapa hal yang masih diragukan para
ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

Faktor Penyebab


1. Polusi Karbondioksida dari pembangkit listrik bahan bakar fosil
Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit listrik bahan bakar fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas karbondioksida sisa pembakaran ke atmosfer. Sekitar 40% dari polusi karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik Amerika Serikat. Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap harinya. Sepertinya, usaha penggunaan energi alternatif selain fosil harus segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak dari kita yang enggan untuk  melakukan ini.

2. Polusi Karbondioksida dari pembakaran bensin untuk transportasi
Sumber polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan bermotor. Apalagi, keadaan semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa permintaan kendaraan bermotor setiap tahunnya terus meningkat seiring dengan populasi manusia yang juga tumbuh sangat pesat. Sayangnya, semua peningkataan ini tidak diimbangi dengan usaha untuk mengurangi dampak.

3. Gas Metana dari peternakan dan pertanian.
Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi penyebab terdinya efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen, misalnya dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus hewan ternak, dan dengan meningkatnya jumlah populasi ternak, mengakibatkan peningkatan produksi gas metana yang dilepaskan ke atmosfer bumi.

4. Aktivitas penebangan pohon
Seringnya penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan baku membuat jumlah pohon kita makin berkurang. Apalagi, hutan sebagai tempat pohon kita tumbuh semakin sempit akibat beralih fungsi menjadi lahan perkebunan seperti kelapa sawit. Padahal, fungsi hutan sangat penting sebagai paru-paru dunia dan dapat digunakan untuk  mendaur ulang karbondioksida yang terlepas di atmosfer bumi.

5. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.

Dampak Yang Di timbulkan


1. Kenaikan permukaan air laut seluruh dunia
Para ilmuwan memprediksi peningkatan tinggi air laut di seluruh dunia karena mencairnya dua lapisan es raksasa di Antartika dan Greenland. Banyak negara di seluruh dunia akan mengalami efek berbahaya dari kenaikan air laut ini. Inilah mungkin yang faktor penyebab tenggelamnya Ibu Kota Jakarta beberapa tahun mendatang sesuai dengan yang diprediksi ilmuwan.

2. Peningkatan intensitas terjadinya badai
Tingkat terjadinya badai dan siklon semakin meningkat. Di dukung oleh bukti yang telah ditemukan oleh para ilmuwan bahwa pemanasan global secara signifikan akan menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur udara dan lautan. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin yang dapat memicu terjadinya badai kuat.

3. Menurunnya produksi pertanian akibat gagal panen
Diyakini bahwa, milyaran penduduk di seluruh dunia akan mengalami bencana kelaparan karena faktor menurunnya produksi pangan pertanian akibat kegagalan panen. Ini disebabkan oleh pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan iklim yang kurang kondusif bagi tanaman pangan.

4. Makhluk hidup terancam kepunahan
Berdasarkan penelitian yang dipublikasin di Nature, pada tahun 2050 mendatang, peningkatan suhu dapat menyebakan terjadinya kepunahan jutaan spesies. Artinya, di tahun-tahun mendatang keragaman spesies bumi akan jauh berkurang. Namun, semoga saja tidak termasuk di dalamnya spesies manusia.

5. Mencair nya es pada Kutub


Pencegahan Dan Upaya Penanggulangan

  1. Kurangi Konsumsi Daging Jadilah Vegetarian   memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka mencerna makanan mereka.1 Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”, 2006 dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia  (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2).2 Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2!3 Tidak mengherankan bila ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk mengurangi makan daging.
  2. Tanam Pohon  Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya.1 Dalam seluruh masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2.7United Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah kaca.3 Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1 lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 akre pohon per tahunnya.
  3. Bepergian yang Ramah Lingkungan  Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif.  Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg CO2.1  Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, Anda bisa memilih kereta api daripada pesawat. Menurut IPCC, penerbangan dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah kaca. 
  4. Kurangi Belanja   Industri menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal dari penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak bahan bakar fosil sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas, keramik, dan kertas.3 Oleh karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses produksi barang menyumbang CO2.
  5. Beli Makanan Organik   Tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian konvensional. The Soil Association menambahkan bahwa produksi secara organik dapat mengurangi 26% CO2 yang disumbang oleh pertanian.
  6. Gunakan Lampu Hemat Energi   Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat energi, Anda dapat menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama daripada lampu pijar biasa
  7. Gunakan Kipas Angin   AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya. Karena itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.
  8. Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar Matahari ila Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2. Menjemur pakaian secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda lebih awet dan energi yang dipakai tidak menyebabkan polusi udara.
  9. Daur Ulang Sampah Organik  Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa membantu mengurangi masalah ini
  10. Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk memproduksi kaleng aluminium yang baru :9 kg CO2 per kilogram aluminium! Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2.1