PERMASALAHAN LINGKUNGAN SEKOLAH
1 Sampah
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya
banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah
tangga, atau perkantoran. Sampah sendiri memiliki arti sisa hasil kegiatan
manusia. Secara umum sampah di SMAN 1 Tanjunganom dapat dipisahkan menjadi :
- Sampah organik atau mudah busuk.
Sampah ini berasal dari sisa
makanan, sampah kebun (rumput, daun, dan ranting).
- Sampah anorganik / tidak mudah busuk.
Sampah ini dapat berupa kertas,
plastik, kayu, logam.
Ada juga limbah lain yang dihasilkan
di SMAN 1 Tanjunganom yang berupa limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun
). Limbah ini berupa oli mesin, sisa plat, timah, peroksida, kabel, tinta
spidol, bahan kimia.
Pengolahan sampah di SMAN 1 Tanjunganom adalah sebagai berikut.
- Pemilahan yaitu memisahkan menjadi dua wadah dengan warna yang berbeda. Warna hijau untuk sampah organik, dan warna kuning untuk sampah anorganik.
- Pengolahan dengan menerapkan konsep 3 R, yaitu :
- Reuse (menggunakan kembali) : menggunakan sampah-sampah
tertentu yang masih memugkinkan
untuk dipakai.
- Reduce (mengurangi) : berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah.
- Recycle (mendaur ulang) : menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang lebih berguna.
- Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah dikumpulkan ke tempat penampungan sementara selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke TPA.
Dalam perancangan pengelolaan sampah
di sekolah, para siswa dilibatkan secara aktif.
Namun pada kenyataannya, masyarakat
di sekitar sekolah masih banyak yang kurang peduli terhadap sampah. Pembuangan
sampah sebagian besar tidak diurus dengan baik. Beberapa masyarakat di
sekitar badan sungai membuang sampah langsung ke sungai, membakar sampah yang
sudah menumpuk di sekitar halaman rumah. Kondisi inilah yang akan mengakibatkan
masalah besar, karena penumpukan atau membuang sampah sembarangan di kawasan
terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran
air tanah. Demikian juga dengan pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran
udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air sungai,
tersumbatnya saluran air dan banjir.
2 Pencemaran Udara
Depan SMAN 1 Tanjunganom
merupakan jalan raya yang setiap harinya dilalui oleh kendaraan bermotor.
Jumlah kendaraan bermotor ini dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi manusia
yang semakin tinggi sehingga menyebabkan aktivitas ekonomi juga meningkat. Asap
hasil gas buang dari kendaraan bermotor inilah yang menyebabkan terjadinya
pencemaran udara.
Selain polusi udara, suara dari
mesin kendaraan bermotor dari dari klakson juga menjadi pemicu terjadinya
pencemaran suara. Dampak yang timbul karena kebisingan dapat mengganggu
kenyamanan, kurang konsentrasi dalam proses belajar mengajar.
3 Pencemaran Air Sungai
Di depan SMAN 1 Tanjunganom
terdapat aliran sungai. Aliran sungai tersebut digunakan sebagai irigasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan air sungai tersebut telah
mengalami pencemaran.
Air dikatakan tercemar bilamana
terjadi perubahan komposisi/kondisi yang diakibatkan oleh adanya kegiatan atau
hasil kegiatan manusia sehingga secara langsung maupun tidak langsung
menurunkan kualitas air sehingga tidak dapat digunakan sesuai peruntukkannya.
Pencemaran air sungai disepanjang
Desa Tanjunganom tersebut disebabkan olah banyaknya limbah yang masuk ke sungai
yang berasal dari pemukiman atau rumah tangga yang dibuang langsung atau adanya
saluran-saluran buangan limbah yang menuju ke badan sungai. Limbah dari
pemukiman tersebut antara lain, sampah organik seperti sisa makanan dan
daun-daunan, sampah anorganik seperti plastik, kertas, kain, kayu, logam, dan
lain-lain.
Selain sampah organik dan anorganik,
deterjen merupakan salah satu limbah dari pemukiman penduduk yang dialirkan
langsung ke sungai.
4 Bahan Tambahan Makanan Di Kantin
Sekolah
Kantin sekolah tidak hanya
sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa, tetapi dapat dijadikan
sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran,
saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya. Oleh karena itu pengelola
kantin hendaknya bertanggung jawab atas makanan yang bergizi dan menarik, serta
menjamin selera pembeli, utamanya adalah siswa sekolah.
Kantin di SMAN 1 Tanjunganom
memang berusaha menyediakan makanan yang sederhana, sehat, dan tidak
berkemasan plastik. Untuk mengetahui kesehatan jajanan dikantin perlu dilakukan
pemantauan perasa, pemanas, pengawet). Kantin SMAN 1 Tanjunganom
bekerjasama dengan Puskesmas setempat dalam
menganalisa makanan yang sehat. Melalui siswa/kader lingkungan dibentuk satuan
pengawas tata laksana kantin dengan bimbingan guru pembina. Tentu saja tim ini
harus mendapatkan pembekalan sebelum melaksanakan tugasnya.
Namun demikian, bukan hanya kantin
sekolah yang menjajakan makanan bagi siswa tetapi juga pedagang lain yang
berada diluar halaman sekolah. Mereka biasanya menjajakan dagangannya pada saat
pulang sekolah. Hal inilah yang membuat sekolah kesulitan dalam memantau
makanan sehat bagi siswa, dikhawatirkan makanan yang dijual mengandung 5P
(pewarna, pengenyal, perasa, pemanis, pengawet) yang tidak diijinkan oleh
Departemen Kesehatan. Beberapa pedagang masih menggunakan kemasan plastik
karena kemasan plastik dianggap paling murah, mudah didapat, memberikan hasil
kemasan yang menarik, tidak mudah pecah dan rusak, padahal tidak semua
plastik aman untuk dipakai sebagai pengemas dan penyajian makanan. Plastik
kemasan makanan tidak boleh mengandung bahan beracun berbahaya dan pedagang
biasanya mencari jenis plastik dengan harga yang lebih murah, asalkan dapat
digunakan sesuai dengan jenis makanan yang dikemas. Mereka tidak sadar bahwa
sebagian besar plastik yang mereka pilih dibuat dari daur ulang yang tidak
jelas darimana asalnya.
5 Perubahan Iklim
Wilayah Kabupaten nGANJUK khususnya
dan Indonesia pada umumya kini mengalami perubahan iklim. Bagaimana tidak, jika
dulu kita dengan mudah menentukan kapan datangnya musim hujan atau kemarau,
saat ini pergantian iklim tersebut sangat sulit diprediksi.
Terkadang dalam setahun masyarakat
Indonesia mengalami musim kemarau yang berkepanjangan. Ketika musim kemarau berkepanjangan
melanda, masyarakat akan mengami kekurangan air bersih karena banyaknya sungai
kering. Di samping itu, daerah-daerah yang masih cukup lebat hutannya juga
terjadi kebakaran. Tetapi tidak jarang justru musim hujan yang kelewat panjang
sehingga banjir dan badai melanda sehingga membawa kerugian, baik material
maupun korban jiwa.
Di daerah kita perubahan iklim
merupakan ancaman yang serius. Krisis pangan karena kekeringan, rusaknya
infrastruktur karena banjir, pulau-pulau tenggelam dan rusaknya daerah pesisir
karena peningkatan permukaan laut merupakan dampak akibat perubahan iklim.